Upaya pengembangan kapasitas dan produktifitas pemuda dalam dunia usaha
Salah satu usaha Pemerintah untuk memecahkan permasalahan di atas dan mengantisipasi mun¬culnya permasa¬lahan ikutan adalah menggerakkan Kewirausahaan Pemuda yang ber¬orientasi pemberdayaan dan pengem¬bangan ekonomi rakyat perdesaan. Gerakan ini diyakini mampu menjadi pemecah masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, keterpuru¬kan ekonomi bagi pemuda dan masyarakat.
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga dan Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Aceh telah menyusun cetak biru (blue print) untuk membangun karakter dan budaya wirausaha di kalangan pemuda, menanggulangi pengang¬guran pemuda, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja bagi pemuda, melembagakan usaha ekonomi pemuda yang berdaya saing, mengubah sikap dan budaya pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, membentuk pemuda pengusaha unggul, serta mening¬katkan penghasilan, daya beli, dan kesejah¬teraan masyarakat.
Salah satu cara yang didesain untuk mempercepat ope¬rasionalisasi adalah penyelenggaraan pelatihan dan seminar kewi¬ra¬usahaan pemuda. Pelatihan dan seminar ini dirancang untuk para pemuda agar mereka mampu mengenali keunggulan dan kelemahan dirinya sendiri, mengembangkan keunggulan dan menge¬liminasi kelemahan yang dimilikinya, mengoptimalkan keunggulan-keunggulan ling¬ku¬ngan¬nya menjadi wahana pening¬katan ekonomi produktif, dan pada gilirannya para pemuda menjadi wirausa¬hawan tangguh dan berkecakapan hidup.
Selama ini telah banyak kegiatan-kegiatan kepemudaan di lapangan yang dirancang untuk meningkatkan pendapatan mereka, termasuk pelatihan–pelatihan keterampilan bermata pen¬ca-harian. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut diseleng¬garakan secara sendiri-sendiri dan kurang menyentuh pada perubahan paradigma serta pembentukan mental dan sikap wirausaha. Hal ini antara lain disebabkan belum adanya pedoman penyelenggaraan yang dapat memandu penyelenggara pelatihan di lapangan dalam menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan pemuda yang menghasilkan wirausahawan tangguh dan berke¬cakapan hidup.Oleh karena itu, seminar sehari dan penyusunan database KUPP 2005-2009 membentuk kewi¬rausahaan pemuda menjadi penting untuk dihadirkan di lapangan.Ada tiga tren global yang mendorong keharusan mencetak leadpreneurship pada kalangan kaum muda. Pertama, semakin ketatnya persiangan anatarbangsa dan negara pada ranah ekonomi, industri, perdagangan, teknologi, dan sosial-budaya.Kedua, perubahan besar dalam melakukan rekayasa pembangunan berkelanjutan. Ketiga, meningkatnya kelompok usia muda yang memerlukan lapangan kerja.
Sebaliknya, pembangunan berkelanjutan sangat memerlukan peran pemuda sebagai pelaku pembangunan. Oleh sebab itu, jangan sampai terjadi, pemuda menjadi beban pembangunan. Maka, elemen bangsa dan negara memiliki tugas menyiapkan dan mencetak pemuda agar memiliki kemampuan dan jiwa leadpreneurship.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas pemuda dan Olahraga Prvinsi Aceh Drs.Hasan Basri,MM, pada pembukaan dan memberikan materi seminar sehari dan penyusunan database kelompok usaha pemuda produktif di gedung pemuda 17 Pebruari 2010 bahwa leadpreneurship adalah paduan harmoni dari kemampuan leadership atau kepemimpinan, dan kemampuan entrepreneurship atau kewirausahaan. Kedua kemampuan tersebut selayaknya dimiliki pemuda.
Menurut Ketua Umum Forum Pemuda Produktif (FPP) Provinsi Aceh Jalaluddin,S.Pd,M.Pd, Masa depan Aceh sangat ditentukan oleh daya kreativitas, inovasi tanpa henti, produktivitas, dan daya saing. Terkait hal itu, pemuda Aceh sepatutnya memiliki profesionalisme dan leadership yang prima.“Dengan kemampuan leadership-nya pemuda akan menjadi pemimpin perubahan yang ready to change and ready to transform. Inilah sejarah kaum muda di masa depan Dengan kemampuan kewirausahaan atau entrepreneurship mindset, kaum muda akan berubah dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, baik lapangan kerja untuk dirinya dan untuk sesama pemuda lainnya.
Dengan kemampuan entrepreneurship pemuda akan mampu mengubah sumber daya yang kecil menjadi besar. Mengubah tantangan menjadi peluang, bahkan menciptakan peluang. Dengan kemampuan leadership dan entrepreneurship yang menyatu, pemuda akan menjadi penggerak utama ekonomi dan industri kreatif. “Satu hal yang sangat strategis adalah dengan tertanamnya nilai – nilai, karakter , budaya entrepreneurship, pada diri pemuda, akan melahirkan generasi baru yang memiliki karakter dan budaya entrepreneurship,”,” ujar Jalaluddin,S.Pd,M.Pd.
Ketua Panitia Pelaksanaan Kegiatan Seminar sehari dan penyusunan database kelompok usaha pemuda produktif Munadi,S.PdI mengatakan Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan pemuda diharapkan berbasis pada program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan program penelitian dalam mewujudkan penguasaan IPTEKS yang dibuktikan dengan bertumbuh kembangnya beberapa konsep danproduk orisinal memberikan inspirasi kuat diselenggarakannya program Pengembangan Kewirausahaan pemuda.Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola danberani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru danpeluang berusaha. Adapun kewirausahaan merupakan sikapmental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkanpendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahanadalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti darikewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yangbaru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatifdan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalammenghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauandalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.Budaya Kewirausahaan yang tumbuh secara alami dalamsuatu keluarga atau kelompok masyarakat Indonesia merupakansuatu aset yang sangat berharga bagi Provinsi Aceh .
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga dan Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Aceh telah menyusun cetak biru (blue print) untuk membangun karakter dan budaya wirausaha di kalangan pemuda, menanggulangi pengang¬guran pemuda, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja bagi pemuda, melembagakan usaha ekonomi pemuda yang berdaya saing, mengubah sikap dan budaya pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, membentuk pemuda pengusaha unggul, serta mening¬katkan penghasilan, daya beli, dan kesejah¬teraan masyarakat.
Salah satu cara yang didesain untuk mempercepat ope¬rasionalisasi adalah penyelenggaraan pelatihan dan seminar kewi¬ra¬usahaan pemuda. Pelatihan dan seminar ini dirancang untuk para pemuda agar mereka mampu mengenali keunggulan dan kelemahan dirinya sendiri, mengembangkan keunggulan dan menge¬liminasi kelemahan yang dimilikinya, mengoptimalkan keunggulan-keunggulan ling¬ku¬ngan¬nya menjadi wahana pening¬katan ekonomi produktif, dan pada gilirannya para pemuda menjadi wirausa¬hawan tangguh dan berkecakapan hidup.
Selama ini telah banyak kegiatan-kegiatan kepemudaan di lapangan yang dirancang untuk meningkatkan pendapatan mereka, termasuk pelatihan–pelatihan keterampilan bermata pen¬ca-harian. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut diseleng¬garakan secara sendiri-sendiri dan kurang menyentuh pada perubahan paradigma serta pembentukan mental dan sikap wirausaha. Hal ini antara lain disebabkan belum adanya pedoman penyelenggaraan yang dapat memandu penyelenggara pelatihan di lapangan dalam menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan pemuda yang menghasilkan wirausahawan tangguh dan berke¬cakapan hidup.Oleh karena itu, seminar sehari dan penyusunan database KUPP 2005-2009 membentuk kewi¬rausahaan pemuda menjadi penting untuk dihadirkan di lapangan.Ada tiga tren global yang mendorong keharusan mencetak leadpreneurship pada kalangan kaum muda. Pertama, semakin ketatnya persiangan anatarbangsa dan negara pada ranah ekonomi, industri, perdagangan, teknologi, dan sosial-budaya.Kedua, perubahan besar dalam melakukan rekayasa pembangunan berkelanjutan. Ketiga, meningkatnya kelompok usia muda yang memerlukan lapangan kerja.
Sebaliknya, pembangunan berkelanjutan sangat memerlukan peran pemuda sebagai pelaku pembangunan. Oleh sebab itu, jangan sampai terjadi, pemuda menjadi beban pembangunan. Maka, elemen bangsa dan negara memiliki tugas menyiapkan dan mencetak pemuda agar memiliki kemampuan dan jiwa leadpreneurship.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas pemuda dan Olahraga Prvinsi Aceh Drs.Hasan Basri,MM, pada pembukaan dan memberikan materi seminar sehari dan penyusunan database kelompok usaha pemuda produktif di gedung pemuda 17 Pebruari 2010 bahwa leadpreneurship adalah paduan harmoni dari kemampuan leadership atau kepemimpinan, dan kemampuan entrepreneurship atau kewirausahaan. Kedua kemampuan tersebut selayaknya dimiliki pemuda.
Menurut Ketua Umum Forum Pemuda Produktif (FPP) Provinsi Aceh Jalaluddin,S.Pd,M.Pd, Masa depan Aceh sangat ditentukan oleh daya kreativitas, inovasi tanpa henti, produktivitas, dan daya saing. Terkait hal itu, pemuda Aceh sepatutnya memiliki profesionalisme dan leadership yang prima.“Dengan kemampuan leadership-nya pemuda akan menjadi pemimpin perubahan yang ready to change and ready to transform. Inilah sejarah kaum muda di masa depan Dengan kemampuan kewirausahaan atau entrepreneurship mindset, kaum muda akan berubah dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, baik lapangan kerja untuk dirinya dan untuk sesama pemuda lainnya.
Dengan kemampuan entrepreneurship pemuda akan mampu mengubah sumber daya yang kecil menjadi besar. Mengubah tantangan menjadi peluang, bahkan menciptakan peluang. Dengan kemampuan leadership dan entrepreneurship yang menyatu, pemuda akan menjadi penggerak utama ekonomi dan industri kreatif. “Satu hal yang sangat strategis adalah dengan tertanamnya nilai – nilai, karakter , budaya entrepreneurship, pada diri pemuda, akan melahirkan generasi baru yang memiliki karakter dan budaya entrepreneurship,”,” ujar Jalaluddin,S.Pd,M.Pd.
Ketua Panitia Pelaksanaan Kegiatan Seminar sehari dan penyusunan database kelompok usaha pemuda produktif Munadi,S.PdI mengatakan Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan pemuda diharapkan berbasis pada program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan program penelitian dalam mewujudkan penguasaan IPTEKS yang dibuktikan dengan bertumbuh kembangnya beberapa konsep danproduk orisinal memberikan inspirasi kuat diselenggarakannya program Pengembangan Kewirausahaan pemuda.Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola danberani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru danpeluang berusaha. Adapun kewirausahaan merupakan sikapmental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkanpendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahanadalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti darikewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yangbaru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatifdan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalammenghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauandalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.Budaya Kewirausahaan yang tumbuh secara alami dalamsuatu keluarga atau kelompok masyarakat Indonesia merupakansuatu aset yang sangat berharga bagi Provinsi Aceh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar